Langsung ke konten utama

Unggulan

Penjinakan (Domestikasi) Anjing Sudah Terjadi Sejak Masa Prasejarah

Anjing merupakan mamalia yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Kedekatan itu sudah berlangsung sejak masa prasejarah. Tepatnya ketika manusia masih hidup dengan berburu dan meramu sebagai sistem mata pencaharian. Anjing pada mulanya adalah serigala liar di hutan. Namun, seringnya berinteraksi dengan manusia membuat binatang ini semakin jinak. Ilmuwan Lahtinen berpendapat bahwa daging hasil buruan manusia yang hidup pada zaman es akhir tidak semuanya habis dimakan. Manusia membutuhkan jenis makanan lain dalam dietnya, tidak hanya mengonsumsi daging. Sisa-sisa daging yang tidak dimakan, dibuang oleh manusia. Daging itu kemudian dimakan oleh serigala hutan yang mencari makan mendekati permukiman. Lukisan Gua yang menggambarkan manusia dan anjing Manusia mungkin awalnya memilihara anak serigala tanpa induk. Mereka tidak memiliki pemikiran yang panjang bahwa serigala ternyata bisa membantu mereka dalam berburu. Serigala yang telah dipelihara lebih sekitar 20000 tahun yang lalu  in...

Soekarno Seorang Radikal Bung!

Soekarno pada masa Jepang, pernah menjadi Agitator bagi program pemerintah Jepang di Indonesia (steemit.com)

Siapa yang tak kenal dengan sosok yang dikenal sebagai putra Sang Fajar ini? Koesno begitu nama lahirnya kemudian diganti menjadi Soekarno, karena konon, nama itu tidak cocok dengannya. 

Nama Soekarno diambil dari nama "Karna", kakak tiri dari pandawa lima.  Menurut cerita Mahabarata, Dewi Kunti sebelum menikahi Pandu (ayah dari pandawa lima) ia dianugerahi anak oleh Dewa Surya. Kunti kemudian membuang anak tersebut dan diangkat oleh tukang kusir di istana kerajaan. Sepanjang hayatnya, Karna malah bermusuhan dengan adik tirinya dan mendukung perbuatan para Kurawa meskipun tindakan Kurawa tersebut tidak benar. 

Kisah Karna dalam cerita pewayangan ini sedikit banyaknya memiliki kesamaan dengan riwayat Soekarno, presiden Indonesia pertama. 

Soekarno hanyalah putra dari seorang guru, bangsawan rendahan, yang menikahi perempuan Bali. Pendidikan terakhirnya hanyalah Teknik Sipil lulusan Technische Hoogeschool te Bandung tahun 1926. 

Akan tetapi, Bung Karno malahan tidak fokus bekerja sebagai insinyur sebagaimana teman-teman seangkatannya, melainkan aktif organisasi pribumi  dan dunia perpolitikan. 

Sebenarnya sebelum berkuliah di Bandung, Karno telah bergabung dengan Sarekat Islam di Surabaya,  juga aktif di organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Dua organisasi ini melahirkan para tokoh-tokoh radikal dalam hal menentang kekuasaan Hindia-Belanda. 

Bibit radikalisme dalam diri Bung Karno makin tumbuh subur ketika berada di Bandung. Di sana ia mendirikan organisasi bernama Algemeene Studie Club (ASC) dan pada akhirnya berkembang menjadi Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927. Organisasi tersebut berusaha menggalang rasa nasionalisme para peribumi dan aktivitasnya sangat jelas menentang kekuasaan Hindia-Belanda. 

Akibatnya, pemerintah Hindia-Belanda memandang organisasi ini sebagai organisasi radikal yang berbahaya terhadap pemerintahan mereka. Soekarno kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara pada tahun 1929. 

Soekarno pernah mendekam di penjara Banceuy dan penjara Suka Miskin. Ia menghabiskan waktu di sana selama dua tahun, sebelum dibebaskan pada 1931. 

Akan tetapi, hukuman penjara menimbulkan efek jera bagi Soekarno, ia kembali bergabung dengan organisasi radikal dan pada tahun 1933 ia ditangkap kembali oleh pemerintah. 

Kali ini, Soekarno harus menerima hukuman pengasingan. Bersama teman-teman seperjuangannya, Soekarno dibuang ke Flores kemudian ke Bengkulu hingga tahun 1942.

Soekarno menikmati kebebasannya setelah pemerintah Hindia-Belanda dikalahkan oleh Jepang dalam peristiwa perang dunia. Jepang tampaknya memanfaatkan para tokoh-tokoh radikal penentang Belanda untuk mendukung kekuasaan mereka di Indonesia. 

Iming-iming kemerdekaan mutlak yang diberikan oleh Jepang telah menarik hati para tokoh-tokoh yang tadinya menentang Hindia-Belanda. Termasuklah Soekarno, yang tergabung dalam ketentaraan yang dibentuk Jepang. Bahkan, Soekarno menjadi agitator ulung untuk mengajak rakyat untum mendukung Nippon serta para pemuda untuk turut kerja Romusha. Padahal Romusha mengakibatkan kesengsaraan rakyat, bahkan lebih menderita daripada masa Belanda. Weleh-weleh sampai segitunya ya?

Dan pada akhirnya Soekarno menikmati buah perjuangannya, setelah didaulat sebagai presiden pertama Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk Jepang pada 18 Agustus 1945.

Baca Juga: Tidak Perang Selamanya Perang itu Jahat, Indonesia saja Merdeka Gara-Gara Perang Dunia

Jika melihat sejarah ringkas Soekarno di atas, jelaslah tindak tanduknya mencerminkan ia seorang radikal. Radikal sendiri dalam KBBI memiliki berbagai arti, yaitu 1 secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip): perubahan yang --; 2 Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3 maju dalam berpikir atau bertindak.

Bung Karno dikatakan radikal ketika ia amat keras menuntut perubahan pemerintahan di Indonesia. Bung Karno menginginkan Indonesia dipimpin oleh para peribumi ketimbang orang Belanda yang notabenenya adalah orang Asing dari benua Eropa. Tuntutan Soekarno ini tentulah dinilai sebagai aksi radikal oleh pemerintah Belanda kala itu. 

Kedua, Bung Karno dikatakan radikal ketika ia berpikiran lebih maju dari teman-teman seangkatannya. Bayangkan ketika di dalam organisask Jong Java cabang Surabaya, Bung Karno pernah berpidato dalam bahasa Jawa kasar yang dinilainya sebagai bahasa Rakyat. Bung Karno ogah berbicara bahasa Jawa halus yang dinilainya bahasa kalangan bangsawan, para feodalis yang cenderung mendukung Belanda. Pemikiran maju Soekarno makin terlihat wujud nyatanya di kala ia mendirikan organisasi politik yang membangkitkan rasa nasionalisme pribumi untuk menentang Belanda. 

Sayangnya dalam konteks sekarang ini, kata radikal sering disalahalamatkan --seperti lagu Ayu Ting-Ting-- dan malahan hanya diidentikkan pada orang Muslim yang agak keras menentang para penguasa. 

Sebenarnya, siapa saja dapat disebut radikal bila ia menuntut perubahan pada pemerintahan yang sedang berkuasa. Tidak peduli apa agama, suku, asal dan rasnya. Atau bila anda berpikir dan bertindak lebih maju, maka anda bisa dikatakan sebagai seorang radikal. Ini didasarkan pada KBBI loh ya, kurang nasionalis apa lagi Pentjari Djejak ini, coba?

Komentar

Postingan Populer