Cari Blog Ini
Kata Masa Laloe, "Ambillah Pelajaran dariKu untuk kehidupanMu di masa kini dan masa depan"
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tidak Selamanya Perang Itu Jahat, Indonesia saja Merdeka gara-gara Perang Dunia!
lustrasi pasukan Byzantium dalam peperangan |
Perang, suatu kata yang di dalamnya tergambar begitu banyak hal-hal yang mengerikan. Pengrusakan, penghancuran, pembunuhan dan berbagai peristiwa keji yang mengiringinya. Tiap hari kita menyaksikan di TV para warga sipil yang menjadi korban perang. Ribuan orang kehilangan nyawa, anak-anak menjadi yatim piatu, dan sebagian lainnya memilih mengungsi dengan meninggalkan harta di tanah asal mereka.
Kutukan-kutukan
terhadap peristiwa perang tampaknya hanya sebatas di mulut saja. Kenyataannya,
sepanjang sejarah manusia justru tidak lepas dari peristiwa perang bahkan masih
berlangsung di beberapa negara hingga sekarang.
Memanglah
jika kita melihat dari sisi kemanusiaan, peperangan dimanapun tempatnya harus
dihentikan. Namun dilihat dari sisi sejarah, perang justru menjadi suatu
alat yang sangat cepat dan efektif dalam penyebaran agama, budaya dan hingga
kemerdekaan suatu negara. Marilah kita tinjau satu persatu contohnya.
Perang
dan Penyebaran Agama
Data
statistik menunjukkan agama Kristen menjadi agama yang paling banyak dianut di
dunia (2, 4 Milyar jiwa), dan kemudian disusul oleh agama Islam (1,8 Milyar
jiwa). Jumlah penganut dua agama teratas ini berbanding terbalik dengan jumlah
penganut agama Hindu (1,15 Milyar jiwa) dan Buddha (521 Juta jiwa), padahal
Hindu dan Buddha merupakan agama yang muncul jauh lebih awal dibandingkan
dengan kristen dan Islam. Mengapa demikian?
Sejarawan
mengidentifikasi bahwa penyebaran agama di dunia dilakukan dengan berbagai
cara. Ada yang dilakukan dengan cara yang lebih diplomatis dan damai, seperti
perdagangan, perkawinan dan lain sebagainya. Namun ada pula yang dilakukan
melalui jalur peperangan dan penjajahan.
Sejarah
mencatat bahwa dua agama teratas tersebut menyebar tak lepas jalur peperangan
dan penjajahan. Agama Kristen misalnya, meskipun lahir di Timur Tengah,
namun aktor dibalik penyebarannya kepada bangsa Arab dan bangsa Semitis lain di
Timur Tengah justru dilakukan oleh Kekaisaran Byzantium yang saat itu
menginvasi dan menguasai beberapa wilayah di Timur Tengah misalnya di Suriah,
Lebanon dan Mesir saat ini. Mereka juga berperan penting dalam menghapus
keberadaan agama-agama lokal yang diyakini oleh bangsa Arab.
Kristenisasi
meningkat kembali pada era kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa Eropa di
daerah jajahan mereka. Mereka berperan penting dalam penyebaran Kristen ke
wilayah yang mereka invasi dan kolonialisasi di seluruh Afrika, benua Amerika
dan Asia Tenggara.
Penyebaran
Islam juga tak jauh dari peristiwa peperangan. Beberapa tahun Pasca wafatnya
nabi Muhammad, Islam dengan cepat menyebar ke seluruh jazirah Arab.
Wilayah-wilayah kekuasaan Byzantium di Timur Tengah seperti Suriah, Mesir dan
Lebanon berhasil di kuasai dan kemudian menjadikan Islam sebagai agama utama di
Jazirah Arab. Pada abad ke 8, Islam telah menyebar ke area barat hingga sisi
selatan benua Eropa. Pada abad ke 13 M telah menyebar sampai ke anak benua
India dan Asia Tenggara di Timur. Umat Islam menjadikan sebagian besar wilayah
tersebut berada di bawah kekuasaan Kesultanan.
Proses
sejarah di atas menjadikan dua agama ini menyebar dengan sangat cepat dan dalam
waktu singkat sehingga mencapai jumlah penganut teratas dibandingkan dengan
agama lain. Hal ini berbanding terbalik dengan proses penyebaran agama Hindu
dan Buddha yang tampaknya sangat lamban.
Penyebaran
agama Hindu dan Buddha lebih banyak dilakukan melalui proses perdagangan dan
misi dakwah yang dilakukan oleh pendeta yang mengembara. Sehingga
penyebarannya tak jauh-jauh dari titik awal agama ini bermula. Jangkauan
terjauhnya hanya sampai ke Asia Tenggara dan Asia Timur.
Islampun juga berkembang dengan sangat lamban ketika disebarkan melalui jalur-jalur yang damai. Contoh kasusnya terjadi di Indonesia. Indikasi keberadaan komunitas Muslim di Nusantara sebenarnya telah ada sejak era Sriwijaya sekitar abad ke-7. Namun, agama ini mulai dianut oleh mayoritas penduduk lokal pada abad ke-13 M. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Samudera Pasai di Aceh.
Bayangkan, butuh waktu enam ratus tahun hingga muslim dianut oleh mayoritas penduduk dan itupun terjadi di wilayah tertentu saja di Nusantara.
Anehnya sekarang ini, ada agama yang mengklaim ajarannya dan cara penyebarannya sangat damai. Kemudian menyerang agama lain dengan menyebutnya sebagai agama penuh kekerasan. Mereka lupa akan sejarah seperti kacang lupa pada kulitnya, bahwa agama mereka-pun pernah disebarkan melalui cara peperangan/kekerasan.
Perang
dan Penyebaran Budaya
Tidak
hanya dalam penyebaran agama, perang juga menjadi sarana yang cepat dalam
proses penyebaran dan pertukaran budaya. Bukti-bukti arkeologis dari masa
lampau membuktikan hal tersebut. Misalnya saja dilihat dari seni arca di India.
Invasi
yang dilakukan oleh Alexander the Great ke anak benua India, mempengaruhi seni
penciptaan arca-arca Buddha di Utara anak benua tersebut. Arca-arca Buddha yang
ditemukan di sana tidak sama dengan arca-arca Buddha di Borobudur. Akan tetapi,
memiliki kemiripan dengan seni patung dewa-dewa dari Yunani. Seni arca semacam
ini disebut dengan Indo-Yunani.
Potret wajah patung Buddha dari India bagian Utara yang terpengaruh gaya seni Yunani |
Ada lagi sabun dan sikat gigi yang dikembangkan oleh bangsa Arab. Kemudian diperkenalkan kepada bangsa Eropa saat mereka menaklukan beberapa wilayah di Timur Tengah melalui perang Salib.
Kira-kira sebelum perang Salib bangsa Eropa mandi pake apa ya?
Perang
dan Kemerdekaan suatu Negara
Lu boleh saja melaknat perang, tapi nenek moyang dan pahlawan lu melakukan itu agar mereka merdeka. Contohnya, Perang Dunia (PD) ke II yang berlangsung pada pertengahan abad ke-20, telah memicu kemerdekaan di wilayah-wilayah koloni eropa seperti India, Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, perjuangan kemerdekaan via jalur diplomatis telah muncul pada awal abad ke-20, tetapi tidak berdampak signifikan.
Tahun 1928, sudah ada rasa nasionalisme pemuda di wilayah Hindia-Belanda melalui peristiwa sumpah Pemuda. Pemuda dari berbagai etnis kala itu mendeklarasikan berdirinya bangsa bernama INDONESIA. Akan tetapi, gerakan-gerakan semacam itu tak kunjung berbuah kemerdekaan
Barulah ketika PD II terjadi, saat Jepang menguasai sebagian Asia Timur dan Pasifik. Mereka berhasil mengusir bangsa Belanda yang menguasai Indonesia. Para pemuda Indonesia termasuk Soekarno, Hatta, Sjahrir dll bersekutu dengan Jepang saat itu karena dijanjikan kemerdekaan.
Akan tetapi, Jepang keburu kalah oleh sekutu. Dengan memanfaatkan suasana kacau balau akibat perang, para pemuda Indonesia buru-buru memploklamirkan kemerdekaan. Seandainya PD II tidak terjadi, atau Jepang menang melawan sekutu, bisa-bisa Indonesia belum merdeka pada tahun 1945.
Peperangan
hebat baru terjadi saat Belanda dan sekutunya berusaha menguasai kembali
wilayah Indonesia melalui agresi militer. Namun karena kerasnya perlawanan dari
para pahlawan terdahulu baik melalui jalur "perang" dan jalur diplomatis, usaha Belanda berhasil digagalkan.
Penutup
Agama
manapun sesungguhnya tidak menganjurkan peperangan dalam penyebaran agama dan
lebih mengutamakan jalan diplomasi yang damai. Akan tetapi, para
"pemeluknya" kemudian terkadang tidak melaksanakan anjuran tersebut.
Beberapa memiliki alasan logis dan faktor yang melatarbelakangi jalur
peperangan lebih dipilih ketimbang jalur perdamaian.
Meski keji dari perspektif kemanusiaan, senyatanya perang tak akan bisa dihindari dan terus mewarnai sejarah manusia. Bahkan ada yang menyatakan bahwa perang adalah KENISCAYAAN, karena manusia sejak masa prasejarah adalah makhluk yang selalu berkompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya alam. Hal ini dilakukan agar kebutuhan mereka terpenuhi. Kalau tidak demikian, mereka akan tersingkir melalui seleksi alam.
Namun demikian, sekarang ini sudah sepatutnya manusia menjadi lebih beradab dengan mengesampingkan cara-cara kekerasan dalam meraih sesuatu. Tapi kenyataanya sangat perih sekali, negara-negara yang menentang peperangan justru merekalah yang melakukan perang untuk menjarah sumber daya alam di negara lain.
Semakin beradab suatu bangsa, tampaknya semakin buas nafsu mereka untuk berkuasa!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Kisah Mouna Rudo, Pemenggal Kepala Prajurit Jepang dari Suku Asli Taiwan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ternyata Irak dulu Punya Raja, Namun Nasibnya Berakhir Tragis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar