Langsung ke konten utama

Unggulan

Penjinakan (Domestikasi) Anjing Sudah Terjadi Sejak Masa Prasejarah

Anjing merupakan mamalia yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Kedekatan itu sudah berlangsung sejak masa prasejarah. Tepatnya ketika manusia masih hidup dengan berburu dan meramu sebagai sistem mata pencaharian. Anjing pada mulanya adalah serigala liar di hutan. Namun, seringnya berinteraksi dengan manusia membuat binatang ini semakin jinak. Ilmuwan Lahtinen berpendapat bahwa daging hasil buruan manusia yang hidup pada zaman es akhir tidak semuanya habis dimakan. Manusia membutuhkan jenis makanan lain dalam dietnya, tidak hanya mengonsumsi daging. Sisa-sisa daging yang tidak dimakan, dibuang oleh manusia. Daging itu kemudian dimakan oleh serigala hutan yang mencari makan mendekati permukiman. Lukisan Gua yang menggambarkan manusia dan anjing Manusia mungkin awalnya memilihara anak serigala tanpa induk. Mereka tidak memiliki pemikiran yang panjang bahwa serigala ternyata bisa membantu mereka dalam berburu. Serigala yang telah dipelihara lebih sekitar 20000 tahun yang lalu  in...

Temuan Arkeologi Terbaru! Ada Gambar Sepeda Motor dan Pesawat Terbang pada Lukisan Dinding Gua Kuno di Malaysia dan Sumatera

Gambar Pesawat pada Lukisan Gua di Bukit Bulan, Sarolangun-Jambi
 (Sumber: Leihitu, 2020)

Lukisan cadas atau lukisan dinding gua (rockart) merupakan salah satu data arkeologi yang sangat penting. Lukisan cadas menjadi bukti bahwa manusia telah mengenal dunia "seni" sejak puluhan ribu tahun yang lalu, yakni pada masa prasejarah. Manusia pemburu dan peramu menjadi aktor dibalik kebaradaan lukisan di dinding gua yang ditemukan di berbagai penjuru dunia. Dugaan ini dapat dibuktikan dari adegan-adegan perburuan yang dilukis oleh mereka di masa lalu.

Mata arkeolog mulai terbuka terhadap tinggalan lukisan pada dinding gua, sejak temuan lukisan dari Gua Altamira, Spanyol pada tahun 1876. Awalnya arkeolog menyangka bahwa lukisan itu dibuatlah oleh manusia pada zaman sekarang dan menyangkal keasliannya. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa lukisan itu benar-benar dibuat oleh manusia pada 22.000 tahun yang lalu. Sejak saat itu, mulailah arkeolog semakin gencar mencari tinggalan serupa yang ada di seluruh dunia. 

Penelitian lukisan cadas terkini, berhasil menyingkap keberadaan lukisan artistik tertua di dunia yang justru ditemukan di wilayah Indonesia. Lukisan pertama ditemukan Lubang Jeriji Saleh, Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan. Lukisan tersebut berupa gambar banteng yang berusia sekitar 40.000 tahun yang lalu. Lukisan kedua di temukan di perbukitan kars yang terbentang di Maros-Pangkep, Sulawesi. Lukisan tersebut menggambar adegan perburuan manusia dan berusia sekitar 44.000 tahun. 

Dua lukisan ini 20.000 tahun lebih tua dari lukisan Gua Altamira dan dibuat oleh manusia saat dunia sedang mengalami zaman pencairan es, sehingga permukaan air laut meningkat. Temuan ini semakin meyakinkan para arkeolog bahwa lukisan dinding gua terkait dengan manusia pemburu dan peramu yang hidup di masa lalu, saat mereka masih tinggal di ceruk-ceruk gua. Namun tampaknya, sangkaan ini tidak benar seutuhnya.

Tradisi menggambar dinding gua ternyata juga dipraktekkan oleh manusia pemburu dan peramu yang hidup pada era modern. Lukisan ini usianya jauh lebih muda, tetapi secara artistik sangat terlihat ke-kuno-annya.Temuan lukisan gua berusia muda ini, juga termasuk temuan baru di wilayah Asia Tenggara. Hal ini seperti diungkap oleh Irsyad Leihitu dalam artikelnya. Dalam tulisannya tersebut, Leihitu mengambil data dari dua situs purbakala yaitu dari Situs Kawasan Bukit Bulan yang berlokasi di Sarolangun, Jambi dan dari situs kawasan Lenggong, Perak, Malaysia. 

Panel Lukisan pada Gua Dayak di Lenggong, Perak-Malaysia (Leihitu, 2020)

Dua situs ini memperlihatkan kesamaan bentuk dan teknik lukisan. Jika lukisan gua yang berusia lebih tua umumnya berwarna merah, maka gambar dari dua situs ini menampilkan warna hitam. Leihitu juga membandingkan bentuk lukisan dari dua situs ini yang menunjukkan adanya kesamaan. Seperti pada motif manusia, motif hewan geometris dan motif yang mereka buat. Hal yang lebih mengejutkan adalah keberadaan alat-alat transportasoi modern pada lukisan tersebut.

Lukisan Sepeda Motor dan Pesawat Terbang di Dinding Gua

Leihitu mengungkapkan bahwa di kawasan Lenggong, Perak-Malaysia ditemukan gambar unik. Gambar tersebut lebih tepatnya berada di Gua Badak dan Gua Dayak. Lukisan yang ditemukan pada dua gua ini menampilkan gambar sepeda bermotor. Lukisan unik serupa juga ditemukan di kawasan Bukit Bulan, Sarolangun-Jambi. Lukisan ini ditemukan di Ceruk Limau Kapeh dengan gambar berupa gambar pesawat terbang dengan model yang sangat kuno.

Gambar alat transportasi modern dari Bukit Bulan (Jambi) dan Lenggong (Malaysia) (Sumber: Leihitu, 2020)

Gambar sepeda motor dan pesawat terbang adalah dua jenis alat transportasi yang baru dikenal oleh manusia pada zaman modern, tepatnya, pada abad ke-20 M. Jadi, manusia yang membuat lukisan tersebut sudah pasti pernah melihat dan mengenal dua benda tersebut. Namun siapakah mereka?

Orang Rimba dan Orang Asli, Manusia dibalik Temuan Lukisan Ini?

Dalam artikelnya, Leihitu beranggapan bahwa lukisan yang ditemukan baik di Sarolangun-Jambi maupun di Perak-Malaysia adalah manusia pemburu dan peramu yang masih hidup di zaman modern. Sebagaimana diketahui, bahwa di sekitar kawasan Bukit Bulan masih hidup masyarakat peramu dan pemburu yang disebut sebagai Orang Rimba. Begitu pula, di kawasan Perak juga masih ditemukan masyarakat asli yang mempraktikkan kehidupan berburu dan meramu. Mereka dinamakan sebagai Orang AsliMeski dua komunitas ini memiliki ras yang berbeda, satunya Mongoloid dan satunya Austromelanesoid. Namun, keduanya mempraktekkan kebudayaan yang mirip. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan kuno yang dianut, dan bahasa yang mereka tuturkan.

Temuan lukisan dari dua gua ini sudah selayaknya diteliti lebih mendalam, guna mengetahui secara pasti kapan manusia yang membuatnya itu hidup. Jika pertanggalan absolut terungkap, maka misteri manusia yang menjadi aktor dibalik pembuatan lukisan tersebut akan semakin jelas. Apakah memang masyarakat asli yang hidup disekitar sana?

Namun yang dapat dipastikan, bahwa pembuat lukisan tersebut bukanlah sosok alien atau manusia yang bisa menembus lorong waktu seperti kepercayaan kebanyakan para penganut teori konspirasi plus fanatik akan pseudo-sains.

Referensi:

Leihitu, Irsyad. 2020. Tradisi dan Simbol yang Serupa: Studi Perbandingan pada Gambar Cadas Muda di Indo-Malaysia. Jurnal Amerta 38 (1), 31-48

Komentar

Postingan Populer