Kisah Raja Cheoljong, Raja yang Buta Huruf dari Korea Era Joseon

 

Pada akhir abad ke-19, Kerajaan Joseon yang berada di Semenanjung Korea dikuasai oleh satu klan yang bernama klan Kim Andong. Klan ini mampu memonopoli pemerintahan. Para pejabat penting di pemerintahan diangkat dari klan mereka sendiri. Bahkan, mereka memiliki kekuasaan untuk melengserkan raja yang berani menentang klan mereka. Korupsi dan nepotisme merajalela di mana-mana. Dengan berbagai cara para pejabatnya, para pejabat dari klan Kim Andong mengumpulkan harta haram termasuk mengotak-atik aturan kerajaan. Akibatnya, negara Joseon berada di dalam keterpurukan. Sebagian rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Konflik sosial terjadi di mana-mana, termasuk pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat.

Pada tahun 1849, Raja Joseon yang bergelar Hunjong wafat tanpa memiliki keturunan laki-laki. Klan Kim Andong, kemudian berusaha mencari penggantinya yang masih keturunan raja-raja terdahulu. Pilihan mereka jatuh kepada Lee Byeon. Pemuda berusia 18 tahun, putra pangeran Jun-Gye.

Yi Byun ditemukan di Pulau Gang-Hwa. Keluarganya telah melarikan diri dari istana akibat tidak tahan dengan tekanan politik di masa lalu. Ia hidup dalam garis kemiskinan. Sehari-hari ia bertahan dengan bekerja sebagai pembelah dan penjual kayu bakar. Ia bahkan tidak mampu baca tulis.

Klan Kim Andong memilihnya sebagai calon raja, karena Lee Byeon dianggap sebagai orang yang bodoh. Dengan demikian, mereka semakin mudah memanipulasi, mendikte dan mengatur raja. Lee Byeon diangkat menjadi raja Joseon pada tahun 1849 dengan gelar Raja Cheoljong. Klan Kim-Andong juga menikahkan Cheoljong dengan putri bangsawan dari klannya yang kemudian digelari sebagai Ratu Cheol-In. Pernikahan tersebut sebenarnya pernikahan politik dalam rangka menguatkan pengaruh klan Kim-Andong atas raja.

Selama memerintah, Raja Cheoljong hanya dianggap sebagai raja boneka. Ia tidak mampu menentang kebijakan yang dibuat oleh klan Kim-Andong meskipun merugikan rakyat. Raja Cheoljong wafat pada usia 32 tahun setelah bertahta selama 14 tahun. Ia meninggal tanpa memiliki keturunan dan dimakamkan  di makam para raja klaster Soesamnung. Rumor yang berkembang menyebutkan bahwa kematiannya berhubungan dengan klan Kim-Andong. Tampaknya sang raja mulai menentang klan tersebut dan akhirnya berujung pada kematian.

Kisah raja Cheljong ini menginspirasi cerita dalam drama mister quin. Drama ini berkisah tentang jiwa seorang koki yang masuk ke dalam tubuh Ratu Cheol-In. Dikisahkan bahwa pernikahan mereka yang awalnya  bersifat politik, akhirnya menumbuhkan rasa cinta di kedua belah pihak. Drama ini juga sangat populer di Indonesia.

Kisah raja Choeljong dan klan Kim-Andong juga menjadi pelajaran buat kita sekarang. Bahwa perbuatan korupsi, nepotisme dan manipulasi  kebijakan negara pada akhirnya akan membawa kehancuran bagi negara. Konflik sosial dan pemberontakan rakyat pasti akan terjadi karena kesenjangan ekonomi. Negara Joseon benar-benar hancur beberapa dekade setelah kematian raja Culjong. Joseon menjadi negara lemah yang tak mampu melawan serangan dari negara lain.